Apa sih isinya?
Aromaterapi merupakan salah satu pengobatan komplementer yang menggunakan minyak esensial sebagai agen terapi utama. Minyak esensial diperoleh dari hasil ekstraksi bunga, daun, batang, buah, akar, dan juga dari resin. Minyak esensial sebagai aromaterapi digunakan melalui inhalasi dan atau rute topical (Sundara et al. 2022). Proses inhalasi yang memungkinkan molekul untuk dihirup dan merangsang sistem limbik yang mana adalah pusat pengendalian emosi. Selain itu aromaterapi mampu mempengaruhi sistem saraf endokrin dan otonom yang dapat mengurangi kecemasan (Irawati dan Xanda 2021).
Pengobatan menggunakan aromaterapi pada asuhan kebidanan dipercaya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan ibu dan anak. Aromaterapi dalam asuhan kebidanan dapat digunakan pada ibu mulai masa hamil, bersalin, nifas, menyusui hingga bayinya untuk memberikan efek rileks pada tubuh dan pikiran. Salah satu manfaat aromaterapi bagi ibu pada masa nifas adalah:
Pemberian aromaterapi lavender dengan tehnik inhalasi berguna menstimulasi pengeluaran ASI. Saat menghirup aromaterapi lavender sistem saraf pusat akan meresponnya dan merangsang pengeluaran hormon oksitosin sehingga meningkatkan produksi ASI, sebab hormon oksitosin bertanggung jawab untuk meningkatkan produksi ASI(Selvin Yanti Hulu 2023)
Minyak esensial yang berasal dari ekstrak bunga lavender memiliki senyawa aktif yakni polifenol berfungsi sebagai antioksidan sehingga mampu menghambat masuknya radikal bebas pada tubuh, anti virus, anti kanker, dan penyakit jantung karena banyak mengandung linaly asetat dan linalool yang berfungsi merilekskan tubuh (Sinulingga dan Patriani 2023)
Berdasarkan sintesis jurnal oleh Deni Maryani, Dara Himalaya, 2020 setelah di lakukan terhadap tujuh jurnal relevan dan penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan setelah diberikan aromaterapi lavender terjadi pengurangan nyeri nifas ditandai dengan ibu merasa rileks, nyaman. Terdapat berbagai metode untuk mengurangi rasa nyeri nifas, aromaterapi lavender selain dapat mengurangi rasa nyeri nifas juga dapat mengurangi kecemasan dan mencegah depresi post partum (Deni Maryani 2020). Jurnal ini dapat diakses pada link click here
Terapi komplementer dan terapi alternative kerap diartikan sama, padahal kedua terapi ini berbeda. Perbedaanya adalah terapi komplementer merupakan pengobatan yang dapat digunakan bersamaan/berdampingan dengan terapi konvensional (Medis) yang di resepkan oleh dokter. (Fitria 2024). Sedangkan pengobatan alternatif adalah pengobatan non medis dimana peralatan dan bahan yang digunakan tidak termasuk dalam standart pengobatan medis (Andira dan Pudjibudojo 2020). Pada terapi alternative kebanyakan tidak melalui pengujian ilmiah terlebih dahulu sehingga belum ada uji ilmiahnya tidak aman untuk digunakan dan kemungkinan besar akan memberikan efek samping yang berbahaya Contoh terapi alternative : Gurah, pijat batu giok, jamu.
Gambar 1: "Inhalasi Aromaterapi dengan Diffuser(Sumber: Mutmainnah 2024)"
Tehnik penggunaan terapi komplementer dengan menggunakan lilin aromaterapi sangat sederhana, memilih lilin aromaterapi sesuai yang di inginkan kemudian menyalakan lilin tersebut selama 30 menit diruangan tertutup sehingga wangi aromaterapi dari lilin akan menyebar keseluruh ruangan kemudian secara spontan aroma dari lilin tersebut akan terhirup. Bagi ibu hamil dianjurkan memilih lilin aromaterapi yang terbuat dari bahan alami contohnya soy wax dan palm wax (Sinulingga dan Patriani 2023).
Gambar 2: Lilin Aromaterapi (Sumber: Berita 99.com)